indriyanti
Sondag 07 Julie 2013
cara membuat sabun sereh greentea
Bahan -bahan :
1. Minyak kelapa (500gr)
2. Minyak Sawit (150gr)
3. Minyak Kedelai (100gr)
4. Minyak Zaitun (50gr)
5. Soda Api / Lye (123 gr)
6. Air (300gr)
7. Minyak Citronella/ sereh (10 - 20 CC)
8. Herbal Green Tea (25 gr)
Cara Membuat :
- Larutkan soda api ke dalam air . masukkan sedikit demi sedikit kemudian diamkan (55 derajat C)
- Larutkan greentea dalam minyak kelapa ( 200 gr ) diatas api kecil sampai minyka berubah warna hijau
- Sementara itu, campurkan bahan lainnya ( mnyk kelapa , mnyk sawit , mnyk kedelai , mnyk zaitun ) mixer sampai semua bahan tercampur , kemudian tambahkan larutan greentea , mixer sebentar lalu tuangkan larutan Soda Api sedikit demi sedikit , campurkan dengan menggunakan mixer dan manual secara bergantian ( sebanyak 5 kali ) dengan waktu mixer 2 menit , manual 1 menit , begitu seterusnya. terakhir (ke-6) 3 menit mixer , 2 menit manual.
- setelah semua bahan tercampur sampai agak mengental , tambahkan minyak sereh kemudian mixer 32 detik , selebihnya manual)
terakhir tuangkan adonan ke dalam cetakan yang dialasi kertas roti kemudian tutup, tunggu selama 2 hari.
setelah 2 hari keluarkan sabun dari cetakan , letakkan berdiri pada tempat tertutup/jauh dari sinar matahari diamkan selama 3- 4 minggu.
Sabun siap di bungkus J
Dinsdag 30 April 2013
Menuju
HARDIKNAS
Hakekat pendidikan
adalah “Memanusiakan manusia”. Dan
Pendidikan adalah tanggung jawab Negara. Telah jelas tercantum dalam UUD 1945,
bahwa “Negara berkewajiban
mencerdaskan kehidupan bangsanya.” Dan telah jelas juga tercantum pada
UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2 bahwa “Warga
Negara berhak mendapatkan pendidikan dan Negara yang menjaminnya”. Hingga
saat ini Negara tidak sama sekali mengaplikasikan UUD 1945. Justru Negara Indonesia
mengikutsertakan diri kepada WTO ( World Trade Organization ) yaitu dengan
menghasilkan UU no. 7 ahun 1994 tentang pengesahan (ratifikasi) “Agreement
Establising the world Trade Organization”.
Dan juga Indonesia
menyepakati perjanjian GAT’s (General Agreement On Trade In Service), tentang
liberalisasi perdagangan dari sektor jasa, salah satunya “PENDIDIKAN” yang berimbas kepada posisi pendidikan saat ini tidak
jelas arahannya. Pendidikan saat ini lebih mengarah kepada programatik Negara-negara
yang menganut sistem Kapitalisme, yang dimana Negara secara perlahan melepas
tanggung jawabnya kepada pendidikan dengan melakukan Kapitalisasi Pendidikan
dengan agenda Liberalisasi, Privatisasi, Komersialisasi.
Dalam hal privatisasi
pendidikan saat ini penyelenggara pendidikan bukan lagi Negara, namun berpindah
kepada personal yang mempunyai modal. Saat ini banyak lembaga-lembaga
pendidikan yang relative murah bukan berarti pendidikan telah dekat kepada
rakyat, namun dengan tariff yang murah yang tidak diimbangi dengan fasilitas
yang mendukung, itu adalah salah satu
cara mempercepat lulusan pendidikan yang telah siap bekerja dan akan dibayar
dengan tariff rendah pula. Semua demi keuntungan para pemodal, sehingga
menjadikan para lulusan pendidikan dijadikan tukang/pekerja
perusahaan-perusahaan besar. Karena pendidikan berkualitas itu mahal, dan akan
berimbas kepada timbulnya strata sosial. Jelas ini adalah praktik secara
konkrit dari Kapitalisasi pendidikan.
Masalah pendidikan pun
juga berpengaruh kepdaa kaum buruh, petani, dan rakyat miskin, demi ingin
menyekolahkan anak-anaknya mereka harus merogok biaya yang sangat mahal, namun
diimbangi dengan upah kerja yang sanagt minim. Akhirnya muncul anak-anak putus
sekolah dan memilih untuk bekerja. Lalu munculah liberalisasi dalam dunia kerja
yaitu kontrak outsorching, semua terasa telah dibuat alurnya.
Oleh karena itu,
pendidikan HARUS dikembalikan kepada rakyat dengan sebenarnya tanpa syarat apapun
sampai perguruan tinggi. HAPUS
KAPITALISASI PENDIDIKAN….!!!!!!!!
Sondag 21 April 2013
Makalah Manajemen
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga tersusunnya makalah yang berjudul “FUNGSI PERENCANAAN
DALAM MANAJEMEN” ini dapat saya selesaikan dengan baik. Adapun penyusunan
makalah ini untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen dan Bisnis.
Pada
kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini , kepada :
1. Ibu
Diah Widiastuti selaku dosen pembimbing atas bimbingan yang telah diberikan
selama penyusunan makalah ini.
2. Ayah
dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil ,
motivasi dan doanya hingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Kawan-kawan
yang telah ikut menyumbang ide , gagasan serta motivasi selama penyusunan
makalah ini.
Saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, baik
dalam segi materi , teknis maupun penyajian bahannya. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan penulisan ini. Akhir kata saya berharap semoga penulisan ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jakarta, April 2013
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………1
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………..2
BAB
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………….3
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………….……………….3
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………….3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………3
BAB
II. PEMBAHASAN………………………………………………………………………...4
BAB
III. PENUTUP………………………………………………………………………...…...16
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………...……………….17
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
sebuah perusahaan tentunya kita akan menjumpai manajer yang berfungsi sebagai
penggerak kegiatan perusahaan itu sendiri agar dapat berjalan dengan efektif
dan efisien. Dalam hal ini berarti peran manajer akan sangat di perlukan dari
awal perekrutan pegawai sampai pemberhentian pegawai. Penjeleasan di atas
menjadi dasaran utama dalam pembahasan makalah ini tentang sejauh mana peranan
manajer dalam penerimaan pegawai dalam sebuah perusahaan yang nanti menjadi
salah satu faktor penting yang menentukan bagaimana perusahaan dapat berjalan
dan mencapai tujuan yang di inginkan.
1.2 Rumusan
Masalah
Banyak peran manajer dalam sebuah
perusahaan maka dalam makalah ini akan di jelaskan dalam ruang lingkup yang
lebih khusus yaitu mengenai pentingya peran manajer dalam merencanakan dan
mengembangkan kebijakan sistem pengelolaan SDM, serta mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi
manajemen SDM di seluruh perusahaan agar dapat menunjang dan meningkatkan
kinerja SDM dalam mencapai target perusahaan.
1.3 Tujuan
Tujuan utama dalam pembuatan makalah ini adalah untuk membahas seberapa penting peranan manajer dalam sebuah perusahaan yang menjadi salah satu faktor penentu bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah di tentukan dan lebih di khususkan pada merencanakan dan mengembangkan kebijakan sistem pengelolaan SDM di sebuah perusahaan yang nantinya saling berhubungan dengan kegiatan – kegiatan perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri.
BAB
II. PEMBAHASAN
Empat
fungsi dasar Manajer ,
(Proses Manajemen) :
Ø Perencanaan
(Planning)
Ø Pengorganisasian
(Organizing)
Ø Pengarahan
(Leading)
Ø Pengawasan
(Controlling)
Fungsi
Perencanaan (Planning) :
Suatu proses dan rangakaian kegiatan
untuk mentetapkan tujuan terlebih dahulu pada suatu jangka waktu/periode
tertentu serta tahapan/langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut.
-
Penetapan tujuan dan standar
-
Penetapan aturan dan prosedur
-
Penyusunan rencana serta perkiraan,
prediksi, atau proyeksi kemungkinan pada masa mendatang.
Fungsi
pengorganisasian (Organizing) :
Suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam
pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok
pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka, serta
pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang kondusif.
-
Pembentukan departemen
-
Pendelegasian wewenang kepada bawahan
-
Penetapan jalur wewenang dan komunikasi
-
Pengkoordinasian pekerjaan yang
dilaksanakan bawahan
Fungsi
pengarahan (Leading) :
Suatu rangakaian kegiatan untuk
memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau
kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian
tujuan bersama.
-
Menggerakkan orang lain untuk
menyelesaikan pekerjaan
-
Membina moral
-
Memotivasi bawahan
Fungsi
pengawasan (Controlling)
Suatu proses atau rangkaian kegiatan
untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui. Jika ada kegiatan
yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan tersebut, diadakan suatu tindakan
perbaikan (corrective actions).
-
Penyusunan standar contohnya kuota
penjualan, standar kualitas atau level produksi
-
Pemeriksaan untuk mengkaji prestasi
actual dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan
-
Mengadakan tindakan korektif yang
diperlukan
Tingkatan Manajer :
1. Manajer
Puncak (Top Manajer)
Manajemen
puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari suatu perusahaan.
2. Manajer
Garis Menengah (Middle Manager)
Manajer
yang dapat mencakup lebih dari satu tingkatan dalam suatu organisasi.
3. Manajer
Garis Pertama (First Line)
Tingkatan
Manajer yang paling rendah dalam suatu perusahaan dimana seorang bertanggung
jawab atas pekerjaan orang lain.
Adapun peran Manajer
dalam perusahaan menurut Siswanto , yaitu :
1. Peran
antar pribadi Manajer (The manager’s interpersonal roles)
-
Sebagai tokoh (central figure)
-
Sebagai pemimpin (leader)
-
Sebagai penghubung (liason)
2. Peran
Informasional manajer ( The manager’s informational roles )
-
Sebagai pemantau
-
Sebagai penyebar
-
Sebagai juru bicara
3. Peran
pengambil keputusan Manager ( The Manager’s decisional roles )
-
Sebagai wirausaha
-
Sebagai pereda gangguan
-
Sebagai pengalokasian sumber daya
-
Sebagai perundingan
CONTOH
JOB DESCRIPTION (URAIAN JABATAN) :
Identitas Jabatan :
•
Nama Jabatan : Human Resources Manager
•
Departemen : Human
Resources
•
Atasan langsung : Director Human
Resources
• Bawahan
langsung : Human Resources Supervisor
(s)
Tujuan Jabatan :
Merencanakan
dan mengembangkan kebijakan dan sistem pengelolaan SDM, serta mengkoordinasikan
dan mengontrol pelaksanaan fungsi manajemen SDM di seluruh perusahaan agar
dapat menunjang dan meningkatkan kinerja SDM dalam mencapai target perusahaan
Tanggung Jawab Utama :
ü Menyusun
strategi dan kebijakan pengelolaan SDM di perusahaan berdasarkan strategi
jangka panjang dan jangka pendek yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku agar diperoleh SDM dengan kinerja, kapabilitas dan
kompetensi yang sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
ü Menyusun
rencana kerja dan anggaran bagiannya sesuai dengan strategi, kebijakan dan sistem
SDM yang telah ditetapkan untuk memastikan tercapainya sasaran bagian SDM.
ü Mengkoordinasikan
dan mengontrol pelaksanaan fungsi SDM di seluruh perusahaan untuk memastikan
semuanya sesuai dengan strategi, kebijakan, sistem dan rencana kerja yang telah
disusun.
ü Mengkoordinasikan
dan mengontrol anggaran bagian SDM agar digunakan dengan efektif dan efisien
sesuai dengan rencana kerja.
ü Mengarahkan,
menganalisa dan mengelola praktek dan prosedur remunerasi untuk memastikan
paket remunerasi yang ditetapkan perusahaan kompetitif, sejalan dengan praktek
industri, sesuai kemampuan finansial perusahaan dan adil secara internal.
ü Mengkoordinasikan
dan mengontrol penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan,
termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi pelatihan, untuk
memastikan tercapainya target tingkat kemampuan dan kompetensi setiap karyawan.
ü Merencanakan
kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan perkembangan organisasi, serta
mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan rekrutmen dan seleksi
untuk memastikan tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan
permintaan dan kualifikasi yang diinginkan dalam jangka waktu yang telah
disepakati.
ü Menyusun
sistem manajemen kinerja, serta mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan
siklus manajemen kinerja, mulai dari perencanaan, pembimbingan, sampai dengan
penilaian kinerja, untuk memastikan tercapainya target kinerja individu, unit,
maupun perusahaan.
ü Mengelola
dan mengontrol aktifitas administrasi kantor, kepersonaliaan, dan sistem informasi
SDM untuk memastikan tersedianya dukungan yang optimal bagi kelancaran
operasional perusahaan.
ü Mengelola
kegiatan pengembangan SDM secara professional untuk mendukung pencapaian visi
dan misi perusahaan dengan merencanakan, mengendalikan strategi perusahaan
serta membuat dan menerapkan kebijakan SDM agar mendukung kelancaran
operasional seluruh departemen.
Wewenang
Ø Bersama
Direksi menentukan strategi dan kebijakan perusahaan
Ø Mengusulkan
kepada Direksi dan memformulasikan sistem, prosedur dam kebijakan HRD secara
umum
Ø Melakukan
fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan seluruh
kegiatana divisi HRD
Ø Sebagai
wakil manajemen atas urusan-urusan yang berhubungan HRD baik internal maaupun
eksternal
Ø Mengenai
kebijakan dan prosedur HRD yang diterapkan, termasuk operasional rutin divis
HRD
Indikator
1.
|
Strategi
dan kebijakan SDM
|
2.
|
Rencana
kerja
|
3.
|
Anggaran
|
4.
|
Tingkat
compliance
|
5.
|
Budget
variance
|
6.
|
Sistem
remunerasi
|
7.
|
Tingkat
daya saing remunerasi
|
8.
|
Program
pelatihan dan pengembangan
|
9.
|
Jam
pelatihan per orang
|
10.
|
Rasio
pemenuhan kompetensi
|
11.
|
Rencana
tenaga kerja
|
12.
|
Jangka
waktu proses rekrutmen
|
13.
|
Rasio
penyediaan terhadap permintaan tenaga kerja
|
14.
|
Sistem
manajemen kinerja
|
Dimensi
Keuangan : a.
Biaya tenaga kerja
b. Biaya operasional kantor dan umum
Non Keuangan : a. Jumlah Karyawan
b. Jumlah Bawahan
Spesifikasi
Jabatan
1.
Latar belakang pendidikan dan pengalaman :
a. Pendidikan
teknis minimum S-1 dalam bidang Manajemen, Hukum, atau Psikologis
b. Pemahaman
mengenai peraturan ketenagakerjaan di Indonesia
c. Kemampuan
dalam bernegoisasi dan komunikasi
d. Pengalaman
sekitar 5-8 tahun variabel dalam mengelola unit kerja SDM di industri keuangan,
consumer goods, atau manufacturing
2.
Kompetensi :
a. Kepemimpinan
b. Integritas
(Dapat menjadi role model)
c. Analytical
thinking
d. Kerjasama
e. Pemahaman
interpersonal
f. Pengembangan
orang lain
FUNGSI
HRD DALAM SUATU PERUHAAN, SBB :
1.
PERENCANAAN
Merencanakan tenaga kerja secara
efektif serta efisien agar sesuai kebutuhan perusahaan dalam membantu
terwujudnya tujuan, yaitu dengan menetapkan program kepegawaian sesuai
fungsi-fungsi yang dimiliki HRD.
2. PENGORGANISASIAN
Mengorganisir semua karyawan melalui
penetapan pembagian kerja, hubungan kerja, pendelegasian wewenang, integrasi
dan koordinasi dalam bagan organisasi
3.
PENGARAHAN
Mengarahkan semua karyawan agar
bersedia bekerja sama, bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
4.
PENGAWASAN
Mengendalikan semua karyawan agar
mentaati peraturan-peraturan perusahaan serta bekerja sesuai rencana yang telah
ditetapkan perusahaan. Selanjutnya jika ditengah perjalanan ternyata terdapat
penyimpangan atau kesalahan maka harus diadakan tindakan korektif atau
perbaikan serta penyempurnaan rencana tersebut. Kehadiran karyawan,
kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan menjaga situasi
lingkungan pekerjaan adalah hal-hal yang harus dikendalikan perusahaan.
5.
REKRUITMEN
Melaksanakan proses seleksi dan
penarikan, penempatan untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
6.
PENGEMBANGAN
Pengembangan adalah proses
peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melaui
pendidikan dan pelatihan (training) yang diberikan sesuai kebutuhan pekerja
masa kini maupun masa yang akan datang.
7.
KOMPENSASI
Pemberian balas jasa langsung dan
tidak langsung, baik itu berupa uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal
jasa yang diberikan kepada perusahaan dengan prinsip adil dan layak, yaitu adil
karena sesuai dengan prestasi kerjanya serta layak karena dapat memenuhi
kebutuhan primernya yang berpedoman pada sekurang-kurangnya sama dengan batas
upah minimum pemerintah.
8. PENGINTEGRASIAN
Pengintegrasian adalah aktivitas
untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar
tercipta kerja sama yang serasi, sinergis dan saling menguntungkan.
9.
PEMELIHARAAN
Aktivitas untuk menjaga atau
meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap
mau bekerja sama sampai dengan pensiun tiba dengan program kesejahteraan
karyawan.
10.
KEDISIPLINAN
Untuk mencapai tujuan maksimal,
kedisiplinan merupakan fungsi HRD yang terpenting, karena tanpa kedisiplinan
yang baik akan sulit terwujud tujan yang maksimal.
11.
PEMBERHENTIAN
Pemutusan hubungan kerja ini dapat
terjadi oleh berbagai sebab, seperti keinginan karyawan, keinginan perusahaan ,
kontrak kerja berakhir , pensiun dan sebagainya.
FUNGSI PERNCANAAN DEPARTEMEN HUMAN
RESOURCES MANAGER
Dalam memimpin sekelompok orang dalam
satu Departemen, rasanya tidak masuk akal untuk menghindar dari tanggung jawab
dalam memahami bagaimana mengelola SDM yang ada di Departemen tersebut.
Keberhasilan dalam mengelola mesin produksi tidak bisa dilepaskan dengan
keberhasilan dalam mengelola SDM yang menjalankan mesin produksi tersebut.
Sebagai pemegang kendali mesin produksi maka seorang Pimpinan Departemen Non HR
juga dituntut untuk bertanggung jawab atas kualitas kinerja SDM yang ada
dibawah tanggung jawabnya.
v PERENCANAAN
SDM
Adalah perencanaan strategis untuk mendapatkan
dan memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang diperlukan bagi organisasi
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Ada beberapa langkah strategis
sehubungan dengan perencanaan SDM yang dijelaskan oleh Cesto, Husted, dan
Douglas, adalah sebagai berikut :
1. Representasi dan
refleksi
Artinya, kualifikasi SDM yang nantinya
dirumuskan sudah semestinya memenuhi criteria sebagaimana yang disyaratkan
dalam perencanaan strategis perusahaan secara keseluruhan, serta terintegrasi
dengan bagian-bagian perusahaan lainnya.
2. Analisa dari kualifikasi
tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja
Merupakan upaya pemahaman atas kualifikasi kerja
yang diperlukan untuk pencapaian rencana strategis perusahaan. Pada tahap ini
ada tiga hal yang biasanya dilakukan, yaitu :
a.
Analisis jabatan
Merupakan persyaratan detail tentang jenis pekerjaan yang
diperlukan serta kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan untuk mampu
menjalankannya.
b.
Deskripsi jabatan
Meliputi rincian pekerjaan yang akan menjadi tugas tenaga kerja
tersebut.
c.
Spesifikasi jabatan
Merupakan rincian karakteristik atau kualifikasi yang diperlukan
bagi tenaga kerja yang dipersyaratkan. Spesifikasi jabatan dinamakan pula kualifikasi
personal (personal qualification), yang secara garis besar dapat dibagi
dua, yaitu :
a) Kualifikasi umum (general
qualification)
Yaitu
kualifikasi minimal yang biasanya diperlukan untuk menempati suatu pos tertentu
dalam suatu jabatan tertentu dalam organisasi, biasanya menyangkut latar
belakang pendidikan, gender, usia, status, atau kualifikasi yang cenderung
bersifat denografis bagi seseorang.
b) Kualifikasi spesifik (specific
qualification)
Yaitu
kualifikasi tambahan yang secara spesifik akan sangat dibutuhkan bagi pengisian
jabatan tertentu.
3. Analisa ketersediaan
tenaga kerja
Merupakan sebuah perkiraan tentang jumlah tenaga
kerja beserta kualifikasinya yang ada dan diperlukan bagi perencanaan
perusahaan dimasa yang akan datang, yang perlu dihubungkan dengan rencana yang
ingin dicapai oleh perusahaan.
4. Melakukan tindakan
inisiatif
Sekiranya tenaga kerja yang ada sudah memadai
bagi operasionalisasi di masa yang akan datang, tidak perlu tindakan inisiatif
yang dilakukan. Sekiranya tenaga kerja yang tersedia perlu dilakukan
perombakan, maka barangkali perlu dilakukan rasionalisasi, perekrutan, dan lain
sebaginya.
5. Evaluasi dan modifikasi
tindakan
Manajemen adalah proses yang terus menerus dan berkelanjutan, sehingga
harus senantiasa dievaluasi dan dilakukan tindakan korektif.
PERENCANAAN DALAM MENINGKATKAN
KINERJA SDM UNTUK MENCAPAI TARGET DI PERUSAHAAN
Menurut Jackson dan Schuler (1990),
perencanaan sumber daya manusia yang tepat membutuhkan langkah-langkah tertentu
berkaitan dengan aktivitas perencanaan sumber daya manusia menuju organisasi
modern. Langkahlangkah tersebut meliputi :
1. Pengumpulan dan analisis data untuk meramalkan permintaan maupun persediaan sumber daya manusia yang diekspektasikan bagi perencanaan bisnis masa depan.
1. Pengumpulan dan analisis data untuk meramalkan permintaan maupun persediaan sumber daya manusia yang diekspektasikan bagi perencanaan bisnis masa depan.
2.
Mengembangkan tujuan perencanaan sumber daya manusia.
3.
Merancang dan mengimplementasikan program-program yang dapat memudahkan
organisasi untuk pencapaian tujuan perencanaan sumber daya manusia
4.
Mengawasi dan mengevaluasi program-program yang berjalan.
5.
Kesenjangan dalam Perencanaan Sumber daya Manusia Dalam perencanaan SDM
Kesenjangan dalam Perencanaan Sumber daya Manusia Dalam perencanaan SDM tidaklah semudah apa yang dibayangkan, kendati telah ada perhitungan dan pertimbangan berdasarkan kecenderungan dan data yang tersedia, tapi kemelencengan bisa saja terjadi. Hal ini wajar karena selain adanya dinamika organisasi juga adanya perubahan faktor lingkungan , kebijakan yang tidak diantisipasisi sebelumnya. Proses perencanaan sering tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena kebijakan perencanaan tidak dibuat secara detil, sehingga terjadi kesenjangan antara kebijakan sebelumnya dengan aspek teknis operasional secara empiris . Persoalan yang dihadapi dalam perencanaan sumber daya manusia dalam pengembangan dan implementasinya dari strategi sumber daya manusia dapat dikelompokkan ke dalam empat permasalah (Rothwell, 1995) : Pertama, perencanaan menjadi suatu problema yang dirasa tidak bermanfaat karena adanya perubahan pada lingkungan eksternal organisasi, meskipun nampak adanya peningkatan kebutuhan bagi perencanaan. Kedua, realitas dan bergesernya kaleidoskop prioritas kebijakan dan strategi yang ditentukan oleh keterlibatan interes group yang memiliki power. Ketiga, kelompok faktor-faktor yang berkaitan dengan sifat manajemen dan ketrampilan serta kemampuan manajer yang memiliki preferensi bagi adatasi pragmatik di luar konseptualisasi, dan rasa ketidakpercayaan terhadap teori atau perencanaan, yang dapat disebabkan oleh kurangnya data, kurangnya pengertian manajemen lini, dan kurangnya rencana korporasi. Keempat, pendekatan teoritik konseptual yang dilakukan dalam pengujian kematangan perencanaan sumber daya manusia sangat idealistik dan preskriptif, di sisi lain tidak memenuhi realita organisasi dan cara manajer mengatasi masalah-masalah spesifik. Permasalahan tersebut merupakan sebuah resiko yang perlu adanya antisipasi dengan menerapkan aspek fleksibilitas ,manakala terjadi kesenjangan di lapangan. Namun sedapat mungkin manajer telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi secara cermat setiap perkembangan yang terjadi , karena pada dasarnya sebuah bangunan perencanaan SDM tidak harus dibongkar secara mendasar , jika ada kekurangan dan kelemahan ,tentu ada upaya mengatasi jalan keluar yang terbaik. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap perencanaan yang dibuat dengan menreapkan analisi SWOT.
Kesenjangan dalam Perencanaan Sumber daya Manusia Dalam perencanaan SDM tidaklah semudah apa yang dibayangkan, kendati telah ada perhitungan dan pertimbangan berdasarkan kecenderungan dan data yang tersedia, tapi kemelencengan bisa saja terjadi. Hal ini wajar karena selain adanya dinamika organisasi juga adanya perubahan faktor lingkungan , kebijakan yang tidak diantisipasisi sebelumnya. Proses perencanaan sering tidak berjalan sebagaimana mestinya, karena kebijakan perencanaan tidak dibuat secara detil, sehingga terjadi kesenjangan antara kebijakan sebelumnya dengan aspek teknis operasional secara empiris . Persoalan yang dihadapi dalam perencanaan sumber daya manusia dalam pengembangan dan implementasinya dari strategi sumber daya manusia dapat dikelompokkan ke dalam empat permasalah (Rothwell, 1995) : Pertama, perencanaan menjadi suatu problema yang dirasa tidak bermanfaat karena adanya perubahan pada lingkungan eksternal organisasi, meskipun nampak adanya peningkatan kebutuhan bagi perencanaan. Kedua, realitas dan bergesernya kaleidoskop prioritas kebijakan dan strategi yang ditentukan oleh keterlibatan interes group yang memiliki power. Ketiga, kelompok faktor-faktor yang berkaitan dengan sifat manajemen dan ketrampilan serta kemampuan manajer yang memiliki preferensi bagi adatasi pragmatik di luar konseptualisasi, dan rasa ketidakpercayaan terhadap teori atau perencanaan, yang dapat disebabkan oleh kurangnya data, kurangnya pengertian manajemen lini, dan kurangnya rencana korporasi. Keempat, pendekatan teoritik konseptual yang dilakukan dalam pengujian kematangan perencanaan sumber daya manusia sangat idealistik dan preskriptif, di sisi lain tidak memenuhi realita organisasi dan cara manajer mengatasi masalah-masalah spesifik. Permasalahan tersebut merupakan sebuah resiko yang perlu adanya antisipasi dengan menerapkan aspek fleksibilitas ,manakala terjadi kesenjangan di lapangan. Namun sedapat mungkin manajer telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi secara cermat setiap perkembangan yang terjadi , karena pada dasarnya sebuah bangunan perencanaan SDM tidak harus dibongkar secara mendasar , jika ada kekurangan dan kelemahan ,tentu ada upaya mengatasi jalan keluar yang terbaik. Oleh karena itu diperlukan analisis terhadap perencanaan yang dibuat dengan menreapkan analisi SWOT.
STUDY KASUS
Permasalahan :
Kasus rekrutmen
SDM yang biasa saya jumpai adalah adanya beberapa pertimbangan yang menjadi
dasar permintaan kebutuhan karyawan di perusahaan tersebut antara lain, adanya
posisi kosong didalam suatu jabatan organisasi, kebutuhan akan tambahan
SDM untuk meningkatkan produktivitas organisasi, penambahan area pangsa
pasar, serta rencana pengembangan organisasi untuk struktur jabatan baru untuk
pengembangan bisnis kedepan. Analisa pertimbangan kebutuhan SDM tersebut
merupakan tahapan proses awal perencanaan yang disesuaikan dengan tujuan dan
strategi organisasi. Sistematika tersebut menurut Mathis &
Jackson (2000: 49) akan sangat efektif dalam mengintegrasikan antara faktor
tujuan & strategi bisnis dengan kebutuhan perencanaan untuk pencapaian
strategi tersebut.
Tahapan kedua
dalam perencanaan SDM adalah tahap penilaian akan rencana kebutuhan
SDM. Proses penilaian tersebut yang diterapkan perusahaan yang menjadi
mitra kami adalah perekrutan dan seleksi SDM. Dale (2003: 1) mendefinisikan
bahwa perekrutan dan seleksi adalah untuk mencapai hasl akhir yang diinginkan,
mendapatkan orang yang tepat untuk suatu jabatan. Proses perekrutan dan
seleksi dimulai dari proses job-posting di media, seleksi berkas
administrasi, pemanggilan karyawan, dan proses interview baik oleh
manajer maupun langsung direksi.
Penyelesaian :
Metode utama
yang dipakai dalam pengukuran proses seleksi karyawan yang saya lakukan tidak
hanya hanya menggunakan wawancara saja. Metode wawancara memang efektif
dilakukan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan diterimanya calon
kandidat yang memenuhi kualifikasi. Hal tersebut belum cukup memberikan
penilaian terhadap validitas dan reliabilitas obyektivitas pengukuran pada
proses seleksi. Seperti yang diungkapkan oleh Dale (2003: 1) bahwa
metode yang paling sering dipergunakan yaitu suatu wawancara tatap muka, hanya
memiliki koefisien 0,2. Ditambahkan pula bahwa dengan berpedoman pada
metode tersebut berarti ada kemungkinan yang sangat besar untuk memperoleh
kandidat yang terbaik. Oleh karena itu perlu didukung dengan metode lain
untuk menunjukkan metode seleksi yang ”terbaik”. Dale (2003: 1)
menuliskan bahwa metode seleksi yang ”terbaik” memiliki koefisien validitas
prediktif 0,6. Hal tersebut memiliki tingkat kemungkinan yang baik untuk
memprediksi bahwa kinerja selanjutnya dari masing-masing kandidat akan sesuai
dengan kriteria.
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen merupakan proses bagaimana
perusahaan mencari dan menempatkan orang yang tepat untuk setiap bagian yang
ada di perusahaan. Perencanaan sumber daya manusia telah menjadi aspek yang
tidak dapat dipisahkan dari suatu perkembangan perusahaan menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
·
Mangkuprawira,
Sjafri. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia. Jakarta
Teken in op:
Plasings (Atom)